Kemdikbud : Para Operator yang mengunggah data disebutnya sebagai "akar rumput" yang sangat berjasa
Jakarta,
Kemendikbud. Untuk mewujudkan tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang
berkualitas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus
mendorong optimalisasi pendayagunaan data pendidikan dan kebudayaan yang
semakin terintegrasi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy menekankan pentingnya data yang akurat bagi pengambilan keputusan dan
perancangan kebijakan strategis dalam rangka memajukan pendidikan dan
kebudayaan.
"Penting
bagi kita melakukan klarifikasi terhadap data-data yang masuk kepada kita. Agar
dalam mengambil kebijakan juga tepat, jangan sampai keliru,"
pesan
Mendikbud Muhadjir Effendy saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Lembaga Pendataan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019, di Jakarta, Rabu
(13/3).
Apresiasi
diberikan Mendikbud atas kinerja para peserta rakornas yang merupakan pengelola
data pendidikan dan kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia. Para
operator yang mengunggah data disebutnya sebagai "akar rumput" yang
sangat berjasa. Menurutnya, para pembuat kebijakan tidak dapat berbuat banyak
tanpa asupan data yang berkualitas.
"Saya
yakin orang yang berkutat dengan data adalah orang yang memiliki idealisme dan
dedikasi atau semangat pengabdian yang tinggi," kata Muhadjir.
Sekretaris
Jenderal (Sesjen) Didik Suhardi mengatakan bahwa Kemendikbud telah memiliki
data yang terintegrasi dari berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Integrasi
data pokok pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) dimulai sejak tahun 2011,
kemudian pada tahun 2015 mulai diperkenalkan data pokok pendidikan anak usia
dini dan pendidikan masyarakat (PAUD dan Dikmas)
"Tahun
2019 ini kita sudah bisa menyajikan data secara komplit dan semuanya telah
berbasis sistem. Sekarang kita bisa menyajikan data secara real time ,"
tutur Sesjen Didik dalam laporannya.
Ditambahkannya,
data yang telah dihimpun dan diolah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan
Kebudayaan (PDSPK) menjadi dasar pengambilan kebijakan sistem zonasi yang
bertujuan untuk mempercepat pemerataan akses layanan dan mutu pendidikan
nasional.
Pusat
Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud tidak hanya melibatkan
para pengelola data pokok Dikdasmen, serta data pokok PAUD dan Dikmas dalam
rakornas tahun ini. Namun, untuk pertama kalinya, para pengelola data
kebudayaan serta pengelola data bahasa dan sastra turut bergabung untuk
menyamakan persepsi dalam membangun data pokok pendidikan dan kebudayaan yang
berkualitas.
"Ini
sebagai upaya untuk membentuk insan Indonesia yang tidak hanya cerdas akademik
saja, tetapi juga berakhlak mulia," ujar Kepala PDSPK Kemendikbud,
Bastari.
Pendayagunaan
data yang terintegrasi akan sangat bermanfaat dalam upaya menguatkan ekosistem
pendidikan, yang nantinya berujung pada peningkatan mutu pendidikan.
Dicontohkan Bastari, sekolah dapat mengetahui dan memanfaatkan berbagai macam
potensi sumber-sumber belajar seperti cagar budaya atau museum yang berada di
sekitarnya untuk pendidikan karakter. Ataupun, melalui kebijakan zonasi, akan
lebih mudah untuk melakukan gotong royong berbagi sumber daya (resource
sharing) antar-satuan pendidikan.
Peningkatan
kualitas data serta penguatan kerja sama, baik internal maupun eksternal,
menjadi tujuan penyelenggaraan rakornas. Tak hanya integrasi antara data pokok
pendidikan dan kebudayaan saja, tetapi rakornas kali ini juga akan membahas
upaya integrasi data pokok antarkementerian dan lembaga.
Dijelaskan
Kepala PDSPK, saat ini Kemendikbud bersama Kementerian Dalam Negeri sedang
membahas intens proses integrasi data pokok pendidikan dengan data kependudukan
dan catatan sipil (dukcapil) seiring dengan upaya mewujudkan identitas kependudukan
tunggal.
Artikel Sudah Pernah Tayang Pada Laman https://www.kemdikbud.go.id
0 Response to "Kemdikbud : Para Operator yang mengunggah data disebutnya sebagai "akar rumput" yang sangat berjasa"
Post a Comment