-->

Mengenal Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan

Mengenal Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
GTK - Penyelenggaraan pendidikan dan pendidikan berbasis pada beberapa paradigma. Sebagian paradigma universal, dikenal dan dipakai berbagai bangsa, dan sebagian lagi lebih nasional sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi bangsa Indonesia. Mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud, Renstra Ditjen GTK Tahun 2015—2019 disusun berdasarkan paradigma sebagai berikut:


Masyarakat atau semua warga Negara berhak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan yang didukung, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas yang dicapai dan demi kesejahteraan umat manusia” adalah amanat konstitusi. Memenuhi amanat konstitusi ini, Ditjen GTK memiliki peran untuk memenuhi hak guru dalam mengembangkan diri dan mendapat manfaat dari pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan yang dapat diakses oleh setiap guru. Peran penting Ditjen GTK ini adalah membantu pembinaan dan pengembangan karir guru dan tenaga kependidikan tanpa mengubah status ekonomi, , asal wilayah, jenis kelamin dan agama dalam rangka mendukung terselenggaranya pendidikan untuk semua


Pendidikan itu sendiri merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan harus diatur dengan sistem terbuka yang memungkinkan pilihan dan waktu disetujui program lintas satuan dan jalur pendidikan. Untuk mendukung proses pendidikan tersebut, meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan didukung dan dikelola dengan sistem terbuka yang dapat diakses oleh semua guru dan tenaga kependidikan merupakan bagian dari tugas Ditjen GTK antara lain berisi penyiapan sistem pengembangan keprofesian berkelanjutan yang membantu guru dan tenaga kependidikan untuk terus belajar sepanjang hayatnya.


Pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan bagi semua warga negara. Dan semua pihak dapat memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasil optimal. Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan, yang mengintegrasikan semua potensi negara dan peran aktif seluruh masyarakat. Untuk mendukung pendidikan sebagai suatu gerakan, maka Ditjen GTK mengundang guru dan tenaga kependidikan sebagai penggerak motor meningkatkan dukungan pendidikan.


Maka Penyelenggaraan pendidikan harus dilaksanakan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi peserta pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan dapat diupayakan untuk menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Belajar mengatasinya mampu menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik. Untuk menghasilkan pembelajar, maka Ditjen GTK mengumpulkan guru dan tenaga kependidikan untuk selalu meningkatkan kompetensi, kreativitas, dan inovasi yang dapat memotivasi anak didik menjadi insan pembelajar.


Untuk membentuk karakter, Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadian dengan karakter unggul yang antara lain: bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam hubungan hidup. Untuk mewujudkan kesemuanya, Ditjen GTK melibatkan guru sebagai panutan dalam membentuk watak dan mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang berkarakter, berpikiran maju dan berpandangan modern, berperilaku baik, keteladanan, dan perbaiki dengan baik.


Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan ekosistem. Di tempat yang ada di tempat terjadi hubungan saling bergantung antara manusia dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang terlibat di sini, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa. Untuk mewujudkan fungsi sekolah tersebut, Ditjen GTK mengundang Guru dan Tenaga Kependidikan menjadi motor penggerak untuk mewujudkan sekolah yang kondusif melalui penguatan peran kepala sekolah yang mendorong para pelaku pendidikan untuk membuat sekolah yang efektif.


Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya. Sebagian dari paradigma yang disebut di atas mengandung aspek budaya atau proses budaya. Pendidikan pada dasarnya juga merupakan proses membangun budaya atau membuat peradaban. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ditjen GTK mengundang guru dan tenaga kependidikan untuk membangun budaya kerja sesuai standar yang diharapkan.

Artikel juga sudah pernah tayang pada https://gtk.kemdikbud.go.id

Sumber

1 Response to "Mengenal Paradigma Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan"

  1. "JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA / SBOBET | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.ME
    DAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> pin BB : 7BF59345

    "

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel