Luncurkan PGP 2021, SDM Unggul Terasa Semakin Dekat
Luncurkan PGP 2021 SDM Unggul Semakin Dekat |
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) kembali membuka pendaftaran seleksi bagi calon Guru Penggerak angkatan ke 2, 3, dan 4 yang dimulai pada 13 Oktober hingga 7 November 2020.
Pembukaan
pendaftaran tersebut ditandai dengan adanya rapat koordinasi (rakor) yang
digelar secara virtual oleh Kemendikbud, Selasa (13/10/2020) dan dibuka langsung
oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud,
Iwan Syahril.
Menurut
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (Direktur GTK
PAUD), Santi Ambarrukmi sebagai pemberi laporan
Rakor Program Guru Penggerak (PGP) angkatan 2,3, dan 4 tersebut kegiatan
itu diikuti oleh 290 kepala dinas provinsi dan kabupaten/kota yang ada di
Indonesia.
“Pada
zoom webinar rapat koordinasi Program Guru Penggerak (PGP) angkatan 2,3, dan 4
pada hari ini ditujukan untuk menyosialisasikan mengenai program guru penggerak
kepada dinas pendidikan provinsi serta kabupaten/kota sebagai upaya menciptakan
Profil Pelajar Pancasila,” terang Santi.
Di
samping itu juga, tujuan rakor tersebut untuk menginformasikan mengenai proses
serta seleksi bagi guru-guru yang berminat menjadi calon guru penggerak. Juga
kepada praktisi pendidikan lainnya yang ingin menjadi pendamping bagi guru
penggerak di tahun 2021 mendatang.
“Hasil
yang dicapai dari rakor ini adalah terinformasinya kebijakan program guru
penggerak kepada dinas kabupaten/kota sehingga diharapkan banyak guru yang
berminat dan bersemangat untuk menjadi guru penggerak pada tahun 2021 yang akan
kita lakukan dengan tiga angkatan tersebut,” katanya.
Seperti
halnya pada angkatan pertama, seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua akan
dibuka untuk guru jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Sedangkan untuk guru sekolah
luar biasa (SLB) pada angkatan kedua ini belum bisa mendaftar sebagai calon
guru penggerak.
Daerah
sasaran peserta dan pendamping Program Guru Penggerak angkatan kedua berada di
56 kabupaten/kota yang tersebar di enam pulau besar dan 22 provinsi.
Perencanaan
ke depan, kuota calon guru penggerak dari setiap kabupaten/kota tidak akan
dipatok 50 guru per kabupaten/kota, bisa lebih atau bisa kurang. Kelulusan akan
ditentukan oleh hasil seleksi yang ada disesuaikan dengan kuota calon Guru
Penggerak angkatan kedua yakni 2.800. Penentuan hasil seleksi didasarkan pada nilai akhir peserta, proporsi
guru, ketersediaan pendamping, jumlah kecamatan, serta jumlah kepala sekolah
pensiun.
Sebagai
informasi, pada tahap pertama, seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua akan
dilaksanakan pada 20 s.d. 23 November 2020 dengan meliputi seleksi
administrasi, biodata, tes bakat skolastik, dan esai. Selanjutnya, pada tahap kedua yaitu pada 13
Januari s.d. 11 Maret 2021 akan meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Tahap
terakhir adalah pengumuman hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua
pada 20 Maret 2021.
Sedangkan
untuk calon pendamping Program Guru Penggerak akan mulai dibuka pada 20 Oktober
hingga 12 November 2020. Penilaian seleksi tahap pertama akan dilakukan pada 23
November hingga 4 Desember 2020 dan akan diumumkan hasil seleksi tahap pertama
pada 10 Desember 2020. Selanjutnya, seleksi tahap kedua akan dilakukan pada 5
s.d. 25 Januari 2021 yang terdiri dari simulasi mengajar dan wawancara dan akan
diumumkan hasilnya pada 29 Januari 2021.
Kriteria
pendamping guru penggerak yang berasal dari guru harus memiliki pengalaman
mengajar minimal 10 tahun; memiliki masa sisa pensiun 2 tahun; pernah menjabat
sebagai pemimpin pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah (mantan
Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator mata pelajaran, dsb) atau
pengurus inti di organisasi lain luar sekolah misalnya dari Organisasi profesi,
MGMP/KKG, Komunitas Guru, Kepramukaan, Organisasi Masyarakat.
Sementara
itu, untuk Kepala Sekolah harus memiliki masa sisa pensiun minimal dua tahun,
memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun, dan memiliki pengalaman
mentoring kepada guru. Untuk pengawas, harus memiliki masa sisa pensiun minimal
dua tahun, memiliki pengalaman mengajar minimal 10 tahun, serta memiliki
pengalaman mentoring guru atau kepala sekolah.
Pada
angkatan kedua ini, Kemendikbud akan merekrut 76 pendamping dari 14
kabupaten/kota untuk memenuhi kuota pendamping Program Guru Penggerak angkatan
pertama. Diantaranya dari Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Temanggung, Kota
Malang, Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Bima,
Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Deli Serdang.
Program
Guru Penggerak berbentuk pelatihan bagi guru, pelatih, kepala sekolah, dan
pengawas sekolah, yang bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul pemimpin
Indonesia di masa yang akan datang. Generasi calon pemimpin Indonesia
diharapkan dapat terwujud dengan memiliki karakteristik Profil Pelajar
Pancasila, yakni Mandiri; Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia; Kreatif; Gotong Royong; Berkebhinekaan global; dan Bernalar
kritis.
Program
Guru Penggerak dilakukan dengan pendekatan andragogi, yaitu dengan melibatkan
peserta didik ke dalam suatu struktur pengalaman belajar dan berbasis
pengalaman yang mana nantinya terdapat beberapa proses. Program ini dimulai
dari proses rekrutmen bagi guru-guru terbaik yang mengaplikasikan diri mereka
sebagai Guru Penggerak, dilanjutkan dengan diadakannya program pelatihan
potensi kepemimpinan dan mentorship bagi peserta, kemudian sampai pada tahap
kelulusan bagi mereka yang dianggap layak menjadi Guru Penggerak.
Pemerintah
berharap dalam waktu lima sampai sepuluh tahun, program ini dapat meningkatkan
martabat masyarakat Indonesia dengan meningkatnya kualitas pendidikan melalui
banyaknya Guru Penggerak yang tersebar dan bermitra dengan pemerintah daerah.
Dirjen
GTK Buka Program Guru Penggerak
Direktur
Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril
membuka Program Guru Penggerak Angkatan 2,3 dan 4 dalam Webinar Rakor PGP
Angkatan 2,3, dan 4 .
Dalam
kesempatan ini, Iwan memaparkan berbagai hal terkait Guru Penggerak dan harapan
pemerintah terhadap program ini.
Menurut
Iwan, Program Guru Penggerak ini merupakan jawaban dari inovasi yang
Kemendikbud ingin hadirkan, salah satunya untuk penguatan guru dan tenaga
kependidikan.
Kesolidan
serta kerja keras tim dalam mensukseskan kegiatan guru penggerak ini menjadi
perhatian Iwan. Bahkan apresiasi setinggi-tingginya dari Iwan untuk seluruh
pihak yang terlibat dalam menyukseskan program tersebut.
“Kolaborasi
yang luar biasa dari berbagai unsur baik dalam proses perencanaan maupun
pelaksanaan tahap awal dari angkatan pertama hingga persiapan untuk angkatan
kedua, ketiga dan keempat, baik dari para guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, widyaiswara, praktisi, penggiat pendidikan, akademisi dan berbagai
organisasi untuk menyukseskan program ini. Ini adalah sebuah bentuk gotong
royong, untuk pendidikan Indonesia,” tutur Iwan.
Sungguh
luar biasa, sambung Iwan, di masa pandemi ini guru-guru di Indonesia tidak
menyerah. Bahkan, tanpa kenal lelah terus menghadirkan solusi-solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi selama pandemi Covid-19 ini. Sehingga bisa terus
memperjuangkan pembelajaran kepada murid walaupun dengan banyak keterbatasan.
“Antusiasme
guru-guru Indonesia untuk bergerak dan kemudian saling belajar dan berbagi.
Kita juga lihat dari program-program yang telah kita hadirkan di masa pandemi
ini untuk membantu guru, misalkan dari
program guru berbagi dimana pertangahan September itu lebih dari 40 juta kali
diakses dan RPP di-download lebih dari 10 juta. Ini luar biasa,” kata Iwan.
Tidak
hanya itu, dalam program seri webinar guru belajar, antusiasme guru dalam
mengikuti kegiatan tersebut sangatlah luar biasa, sambung Iwan.
Guru
Penggerak yang telah ada pada angkatan pertama diakui Iwan mengalami dinamika
dalam masa pandemi ini. Walaupun banyak sekali hal-hal yang perlu ditingkatkan,
namun inspirasi dari pada guru di angkatan pertama sangat luar biasa.
“Semua
tim yang bergerak dan bekerja keras membuat berbagai tantangan dapat kita
selesaikan dan terus kita tingkatkan,” kata Iwan.
Program
Guru Penggerak, kata Iwan, pada intinya merupakan upaya pemerintah untuk
membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul, calon-calon pemimpin pendidikan
masa depan Indonesia yang fokus utamanya pada murid dan pembelajarannya.
Seperti
yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa dunia pendidikan perlu
menghadirkan inovasi sebagai budaya dan yang terpenting adalah fokus pada
tujuan utama.
“Dengan
menggunakan analogi WhatsApp, Presiden mengatakan bahwa jangan kita hanya fokus
kepada sending, tetapi memastikan bahwa bahwa pesan tersebut terkirim
(delivery), atau outcome (tujuan utama) itu tercapai,” kata Iwan.
Tujuan
utama dalam pendidikan ditegaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makarim, sambung Iwan, adalah murid dan pembelajarannya. Karena itu fokus pada
pembelajaran murid adalah tantangan seluruh pemangku pendidikan. Seperti yang
diketahui, menurut Iwan ini adalah salah satu aspek terlemah yang harus
sama-sama dikelola dan ditingkatkan sehingga dapat menjadi semakin baik dan
terus membaik.
“Karenaitu
dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang mementingkan pendidikan, artinya betul-betul
fokus kepada murid dan pembelajarannya,” kata Iwan.
Program
Guru Penggerak ini berpijak pada filosofi, Ki Hajar Dewantara yang sudah sangat
terkenal yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani”. Tiga kata kunci di sini yaitu teladan, motivasi, dan berdaya.
Seorang
guru dituntut untuk menjadi teladan dan memotivasi sehingga menguatkan kemauan
dan memberdayakan murid-muridnya.
“Inilah
yang kita inginkan pada seluruh guru di Indonesia. Orientasi utama para guru
dan kita semua adalah kepada anak-anak kita. Tumbuh kembang mereka secara
holistik, baik itu secara cipta, karsa, rasa dan raga. Menajamkan pikiran,
menghaluskan perasaan, menguatkan kemauan dan menyehatkan jasmani, sehingga
kita akan menciptakan sebuah SDM unggul yang sejahtera lahir dan batin menuju kebijaksanaan,”
jelas Iwan.
Dalam
peluncuran PGP angkatan 2,3, dan 4 ini Iwan berharap adanya dukungan penuh dari
seluruh kepala daerah dan kepala dinas kabupaten/kota, guru, praktisi dan
organisasi pendidikan yang ada di Indonesia. Dia juga berharap PGP angkatan
selanjutnya ini akan semakin baik dan menjadi inspirasi, motivasi dan
akselerator untuk inovasi-inovasi yang berpusat kepada murid dan
pembelajarannya sehingga kualitas SDM unggul yang diharapkan dapat semakin
cepat dilahirkan.
“Seperti halnya dalam tim sepak bola, kita semua memiliki peran masing-masing. Tidak semua bisa jadi kiper, semuanya itu adalah ekosistem yang bergerak bersama menuju tujuan yang sama. Tim pendidikan Indonesia tujuannya adalah untuk anak Indonesia,” kata Iwan.
Sumber : https://sdn11peusangan.blogspot.com/
0 Response to "Luncurkan PGP 2021, SDM Unggul Terasa Semakin Dekat"
Post a Comment